Senin, 18 Mei 2015

PEMERIKSAAN HB

RUANG LINGKUP PROGRAM KB



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gerakan KB nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajaksegenap potensi masyrakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan dalam normakeluarga kecil bahagia sejahtera, dalam rangka meningkatkatkan mutu sumbr daya manusia. Tujuan gerakan KB nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang mejadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Dalam mencapai tujuan gerakan KB nasional perlu adanya batasan-batasan daam melaksanakan program tersebut. Batasan-batasan ini yang disebut ruang lingkup program KB.
Dalam ruang lingkup program KB ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), Konseling, Pelayanan kontrasepsi, Pelayanan infertilisas, Pendidikan sex (sex education) dan Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan.

B.     Tujuan
Untuk mengetahui faktor apa saja yang terdapat di dalam ruang lingkup program KB.











BAB II
PEMBAHASAN
Program keluarga berencana adalah Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Ruang lingkup program KB meliputi :
a.      Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) adalah Proses penyampaian pesan kepada orang lain dengan maksud terjadi peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru.
Jenis-jenis KIE :
1.      KIE Masa (Televisi, Pers/surat kabar, Pameran, Mobil Penerangan dan Penerbitan/publikasi)
2.      KIE kelompok
3.      KIE perorangan
Contoh : 1. Pelatihan UID dan AKBK
         2. Penyuluhan KB

b.      Konseling
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, konseling berarti pemberian bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang. Dalam situs Wikipedia bahasa Indonesia, konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah yang berakhir pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang mengalami hambatan, memecahkan sesuatu melalui pemahaman terhadap fakta,harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,dengan panduan keterampilan interpersonal, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Langkah konseling :
1.    SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempatyang nyamanserta terjamin privasinya. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang diperoleh.
2.    T: Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengalami pengalaman Keluarga Berencana. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba tempatkan diri kita didalam hati klien.
3.    U: Uraian kepada klien mengenai dan pilihannya dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu klien pada jenis kontrasepsi yang diingini.
4.    TU: banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan.
5.    J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya.
6.    U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
Contoh : 1. Konseling KB

c.       Pelayanan kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah/ menghalangi  dan “Konsepsi” yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan  sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah  terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma.
Pelayanan kontrasepsi :
Contoh : 1. Pelayanan pemasangan kb
         2. Pelayanan pergantian cara kb
         3. Pelayanan pencabutan kb               
Di dalam pelayanan KB tersebut kita menjelaskan informasi yang dibutuhkan oleh pasien seperti : menjelaskan Jenis-jenis KB, Indikasi, kontraindikasi, Efektifitas KB, Keuntungan, Kerugian, Waktu pemasangan dan Biaya.



d.      Pelayanan infertilisas
Pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli (kamus umum bahasa indonesia). Infertilitas merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan.
Infertilitas di bagi menjadi dua :
1.      Infertilitas primer, yaitu kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang - kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi.
2.      Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau mempertahankan kehamilannya sekurang - kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi.
Contoh Pelayanan infertilitas :
1.      Konsutasi kehamilan
2.      Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan sperma dan kandungan)
3.      Konsultasi perencanaan metode kehamilan, seperti : bayi tabung

e.       Pendidikan sex (sex education)
Pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks, khususnya untuk mencegah dampak negatif yang tidak diharapkan, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, depresi dan perasaan berdosa. Pendidikan seks tidak terbatas pada prilaku hubungan seks semata tetapi menyangkut hal-hal lain, seperti peran pria dan wanita dalam masyarakat, hubungan pria dan wanita dalam pergaulan, peran ayah-ibu, dan anak-anak dalam keluarga (sarwono, 2005 :195).
Pendidikan seks untuk anak usia dini berbeda dengan pendidikan seks untuk remaja. Pendidikan seks untuk remaja lebih pada seputar gambaran biologi mengenai seks dan organ reproduksi, masalah hubungan, seksualitas, kesehatan reproduksi serta penyakit menular seksual, sedangkan pada anak usia dini lebih pada pengenalan peran jenis kelamin dan pengenalan anatomi tubuh secara sederhana. Orangtua sebaiknya memberikan penjelasan sesuai dg usianya. Apabila anak berusia kurang dari 6 tahun, berikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana. Bekali anak dengan pengetahuan seksual yang benar, jangan biarkan anak melihat ketelanjangan orangtuanya. Jauhkan anak dari kekerasan Pada daerah sensitif di tubuhnya yang kemungkinan nantinya akan menimbulkan kenikmatan seksual dan yang terakhir, sebaiknya anak-anak sejak dini perlu diajarkan menghargai tubuhnya sebagai barang berharga sehingga dapat menjauhkannya dari pelecehan seksual
Contoh : Pendidikan seks untuk remaja : organ reproduksi, kesehatan reproduksi dan
   penyakit menular seksual

f.  Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
Pengertian konsultasi pra perkawinan adalah proses bimbingan kepada calon pengantin sebelum melakukan pernikahan sebagai bekal dalam menjalankan pernikahan. Unsur yang mendukung yakni subjek  bimbingan pra nikah, Objek bimbingan pra nikah, materi bimbingan pra nikah, metode bimbingan pra nikah dan media Bimbingan Pra Nikah.
Konseling pra-nikah yang dimaksud, dirancang dalam sebuah sistem dengan komponen-komponen dari aspek-aspek konseling yang diidentifikasi secara jelas dan diorganisasikan ke dalam suatu susunan yang dapat meningkatkan keefektifan dan keefesienan suatu pelayanan. Membahas tentang :
1.      interaksi pernikahan
2.      manajemen keuangan
3.      tugas orang tua (parenthood)
4.      dimensi-dimensi keagamaan
5.      Masalah seks
UU Perkawinan No.1 Tahun 1974 seperti yang termuat dalam pasal  1 ayat 2 perkawinan didefinisikan sebagai: “Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
Konsultasi perkawinan adalah proses bimbingan kepada pasangan suami-istri yang mempunyai permasalahan dalam menjalankan pernikahan. Konsultasi pernikahan terjadi apabila ada permasalahan di dalam rumah tangga.
Contoh Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan :
1.      Konsultasi UU Perkawinan dan Munakahat
2.      Konsultasi Keluarga Sakinah
3.      Konsultasi KB dan Imunisasi TT
4.      Konsultasi Kesehatan Reproduksi dan Kesehatan Ibu Hamil
5.      Konsultasi Keluarga sejahtera

BAB III
KESIMPULAN

Program keluarga berencana adalah Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
Ruang lingkup program KB meliputi :
a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
b. Konseling
c. Pelayanan kontrasepsi
d. Pelayanan infertilisas
e. Pendidikan sex (sex education)
f. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan






















DAFTAR PUSTAKA

Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.
BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.


ASKEB LANJUT PARENTCRAFT EDUCATION, BIRTH PLAN, SUPPORT SYSTEM DALAM KEHAMILAN, DETEKSI KOMPLIKASI KEHAMILAN TM 3

ASKEB LANJUT PARENTCRAFT EDUCATION, BIRTH PLAN, SUPPORT SYSTEM DALAM KEHAMILAN, DETEKSI KOMPLIKASI KEHAMILAN TM 3






1.      What
Parentcraft education adalah pendidikan  dan penyuluhan yg diberikan kepada orang tua untuk persiapan menghadapi kelahiran dan juga persiapan untuk menjadi orang tua.

2.      Where
Parentcraft Education dilaksanakan di fasilitas kesehatan umum ataupun ketika ada pasangan yang mendatangi tenaga kesehatan (bidan) untuk mendapatkan konseling dan penjeasan tentang persiapan-persiapan yang diperlukan.

3.      When
Parentcraft education biasanya dilaksanakan pada awal kehamilan, karena seorang ibu ataupun pasangan memerlukan penjelasan yang lebih mendalam mengenai fase yang sedang mereka hadapi. Kegiatan ini terus dilakukan sampai ibu berada pada fase akhir kehamilan.

4.      Why
Parentcraf education sangat diperlukan karena bisa membantu ibu dan keluarga untuk memahami fase-fase yang sedang dialaminya sehingga tidak terjadi kebingungan.
FASE 1
Ia menerima kenyataan biologis tentang kehamilan dengan pernyataan  ”Saya Hamil” dan menyatakan ide tentang anak di dalam tubuhnya dan gambaran dirinya sbb:
·         Pikiran terpusat pada dirinya
·         Menyadari kenyataan dirinya hamil
·         Fetus adalah bagian dirinya
·         Fetus seolah – olah tidak nyata
FASE 2
Pada saat ini ibu merasakan sbb:
·         Menerima tumbuhnya fetus yang merupakan makhluk yang berbeda dengan dirinya.
·         Timbulnya pernyataan ”Saya Akan Mempunyai Bayi”
·         Terlibat dalam hubungan ibu dan anak ,asuhan dan tanggung jawab .
·         Mengembangkan pelekatan (attachment).
·         Menerima kenyataan ,mendengar DJJ dan merasakan gerakan anak
FASE 3
Ini adalah proses attachment dan ibu merasakan  sbb:
·         Merasa realistik
·         Mempersiapkan kelahiran
·         Mempersiapkan menjadi orang tua
·         Spekulasi mengenai jenis kelamin anak
·         Keluarga berinteraksi dengan menempelkan telinganya ke perut ibu dan berbicara dengan bayinya.   

5.      Tugas Perkembangan Ibu Selama Hamil (How)
Meliputi :        
a.       Identifikasi peran ibu.
Peran ibu dimulai pada kehidupan seorang perempuan menjadi seorang ibu dari anaknya.Persepsi lingkungan sosialnya tentang aturan peran wanita dapat mempengaruhi pilihannya antara menjadi ibu atau perempuan karier,menikah atau tetap membujang atau menjadi bebas daripada tergantung orang. Perempuan yang menyukai bayi atau anak-anak mempunyai motivasi untuk menerima kehamilan dan menjadi ibu.
b.      Hubungan interpersonal ibu.
Kedekatan hubungan membuat ibu hamil lebih siap untuk berperan sebagai  ibu. Diperlukan komunikasi yang efektif antara ibu dengan suami dan keluarganya.Hubungan ibu dengan anak dimulai selama hamil,ketika ibu menghayal dan memimpikan dirinya sebagai ibu. Ibu ingin mendekat, menghangatkan, bercerita kepada bayinya dan mencoba membayangkan adanya tangisan bayi, atau pun memperkirakan adanya gangguan terhadap kurangnya kebebasan dan kegiatan  mengasuh anak.

6.      Tujuan
a.       Membantu keluarga agar mampu menyesuaikan dengan kebutuhan
b.      Peran menjadi orang tua dapat dicapai terutama melalui pendidikan
c.       Klien menerima informasi yang ditujukan untuk membantu mereka mengembangkan pemahaman dasar: reproduksi, perkembangan janin, bagaimana cara merawat diri mereka sendiri selama dan setelah kehamilan, pengaruh positif dan negatif pada kehamilan dan hasilnya.
d.      Memberikan para calon orang tua pengetahuan dan ketrampilan yang perlu  untuk mengatasi stres selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran
e.       Menyiapkan calon orang tua menjadi konsumen perawatan kesehatan yang  terinformasi.
f.       Membantu ibu dalam mengatasi nyeri dengan menggunakan teknik penatalaksanaan nyeri dan intervensi farmakologik yang minimal
g.      Membantu para orang tua dalam mencapai pengalaman persalinan dan kelahiran yang positif, aman, dan memuaskan.




B.  BIRTH PLAN (PERENCANAAN PERSALINAN)

1.      What

Birth Plan (Rencana persalinan) adalah rencana tindakan yang dibuat ibu,anggota keluarganya dan bidan.

Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.

Birth Plan adalah "rancangan" berupa catatan tentang pilihan metode, tempat dan persiapan bersalin selama hamil. Menurut berbagai penelitian, ibu dapat "menciptakan" pengalaman positif terhadap persalinan dengan membuat birth plan (perencanaan kelahiran). Birth vision adalah "gambaran" secara ide atau visi yang dituangkan di dalam birth plan.

 

2.      Where

Perencaan persalinan biasanya dilakukan ketika pemeriksaan kehamilan di klinik maupun di rumah. Perencanaan persalinan biasanya diputuskan bersama pasangan dan keluarga. Perencanaan ini biasanya diputuskan ketika TM III karena sudah diketahui apakah kelahiran bisa normal atau tidak, karena apabila ada penyulit maka biasanya proses kelahiran akan dilakukan di rumah sakit ataupun rumah bersalinan dengan fasilitas yang lengkap untuk menghindari terjadinya masalah.

 

3.      When

Birth plan bias dilakukan dari TM I kehamilan, tapi biasanya keputusan akhir terjadi saat TM III.

 

4.      Why

Birth plan dilakukan untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga mendapatkan pelayanan yang terbaik dan telah merencanakan semuanya dari awal agar tidak terjadi masalah yang dapat membahayakan nyawa ibu dan anak ketika proses persalinan.

 

5.      How

5 komponen penting dalam rencana persalinan :

Langkah 1: Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan.

Hal-hal dibawah ini harus digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut:

·         Tempat persalinan

·         Memilih tenaga kesehatan yang terlatih

·         Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut

·         Bagaimana transpotasi ke tempat persalinan

·         Siapa yang akan menemani pada saat persalinan

·         Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut.

·         Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.

 

Langkah2: Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat mengambil keputusan utama tidak ada.
Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan:

·         Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga

·         Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan?

 

Langkah 3: Mempersiapkan system transportasi jika kegawatdaruratan
Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen dibawah ini:

·         Dimana ibu akan bersalin (desa,fasilitas kesehatan,rumah sakit)

·         Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawat daruratan

·         Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk

·         Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan

·         Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial

 

Langkah 4: Membuat rencana/pola menabung

Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawat daruratan.Banyak sekali kasus ,dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.

Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.

Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban mental suami juga bisa lebih teratasi.

 

Langkah 5: Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu persiapan akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari yang ditunggu tersebut tiba.

 

C.  SUPPORT SYSTEM DALAM KEHAMILAN

1.    What
Support system dalam kehamilan adalah dukungan yang diberikan pada ibu hamil yang berasal dari keluarga dan lingkungan social sekitar ibu. Sehingga ibu merasa bahwa dirinya diperhatikan dan semua orang mendukung kehamilan yang sedang dijalaninya sehingga ibu mendapatkan semangat lebih dalam menjalani kehamilan dan proses persalinan.

2.    Where
Support system dilakukan di mana saja, bisa di rumah ibu hamil yang dilakukan oleh kelurga, di longkungan sekitar oleh tetangga, maupun oleh tenaga kesehatan yang menangani proses kehamilan ibu seperti yang biasa dilakukan oleh bidan ketika ibu hamil berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya.

3.    When
Support system mulai melakukan motivasi dari awal kehamilan, bahkan ada juga keluarga yang memberikan dukugan sejak perencanaan kehamilan.

4.    Why
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang orang terdekat.
Penelitian Werner (2001) menyebutkan bahwa perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada wanita hamil meningkatkan dependency need (kebutuhan). Penelitian tersebut juga menunjukan kebutuhan akan perhatian yang lebih besar, keinginan memastikan bahwa bantuan yang dibutuhkan telah tersedia dan keinginan akan keterlibatan teman dan keluarga.
Hal ini diperkuat dengan penelitian Marks & Kumar (2001) yang menunjukan bahwa kecemasan yang dialami oleh wanita hamil lebih banyak terdapat pada mereka yang kurang mendapat dukungan sosial.

5.    How
Dukungan yang diperlukan oleh ibu hamil
a.    Support Keluarga
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikasi dalam adaptasi terhadap kehamilan menjadi ibu. Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya menandakan penerimaannya terhadap cucu dan anak perempuannya dan ini akan sangat membantu ibu dalam menghadapi kehamilannya dengan lebih tenang.
Bila ibu mendukung, anak bisa berdiskusi dengan ibunya tentang kehamilan, melahirkan, dan perasaannya apakah merasa senang atau ada penolakan. Rubin dalam menyatakan bahwa bila ibu dari perempuan yang mengandung  terlihat tidak senang dengan kehamilan tersebut, anak perempuan itu mulai merasa ragu terhadap dirinya dan dapat memberikan anaknya kepada orang lain. Sebaliknya bila ibunya menghargai otonominya, anak perempuan tersebut merasa percaya diri.Walaupun hubungan dengan ibunya adalah penting, tetapi yang terpenting adalah suami, atau ayah dari janinnya.  Seorang perempuan yang berhubungan harmonis dengan suaminya akan mempunyai pengaruh emosional dan gejala fisik yang lebih sedikit, termasuk komplikasi waktu melahirkan dan penyesuaian postpartum.
Penelitian yang dilakukan Retnowati (2007) menyebutkan bahwa sebanyak 61,9 % ibu hamil mendapat dukungan dari suami mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pemeriksaan ANC. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Djusmalinar, Erli Zainal, dan Elvina Desmayanti  pada tahun 2011 yang memperoleh kesimpulan hasil penelitian bahwa ada hubungan bermakna antara dukungan suami terhadap meningkatnya kunjungan ANC pada ibu hamil. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwasanya dukungan suami dalam masa kehamilan istrinya sangatlah penting.
Ada 4 jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi anaknya antara lain:
1)        Dukungan emosi, yaitu suami sepenuhnya memberi dukungan kepada istrinya secara psikologis dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan emosi ibu hamil. Mercer dalam Bryar (2008) mendefinisikan dukungan emosional sebagai perasaan dicintai, diperhatikan, dipercaya dan dimengerti.
2)        Dukungan Instrumental, yaitu dukungan suami yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya
3)        Dukungan informasi. Dukungan suami dalam memberikan informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan. Menurut Mercer dalam Bryar (2008) dukungan informatif akan membantu ibu untuk menolong dirinya dengan cara memberikan informasi yang berguna untuk menghadapi masalah atau situasi
4)        Dukungan penilaian, yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan kehamilan istrinya

Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang mengidam, mengingatkan minum tablet zat besi, maupun membantu ibu melakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil.
Adapun hasil penelitian Indonesia mengatakan bahwa dukungan suami yang diharapkan istri antara lain: Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami senang mendapat keturunan, suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini, suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri atau janin yang dikandung, suami tidak menyakiti istri, suami menghibur atau menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri, suami menasehati istri agar tidak terlalu capek, suami membantu tugas istri, suami berdoa untuk keselamatan istrinya dan keselamatannya, suami menunggu ketika istri melahirkan, suami menunggu ketika istri dioprasi (Rukiah dkk, 2010).
Pada trimester pertama kehamilan, Suami dapat memberikan dukungan dengan mengerti dan memahami setiap perubahan yang terjadi pada istrinya, memberikan perhatian dengan penuh kasih sayang dan berusaha untuk meringankan beban kerja istri.
Pada Trimester kedua, dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga atau suami pada trimester ini adalah bersama sama dengan ibu untuk merencanakan persalinan, ikut mewaspadai adanya komplikasi  dan tanda tanda bahaya, dan bersama sama mempersiapkan suatu rencana apabila terjadi komplikasi.
Ada trimester ketiga, keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan memberikan keterangan tentang persalinan yang akan ibu lalui dan itu hanya masalah waktu saja .Tetap memberikan perhatian dan semangat pada ibu selama menunggu persalinannya. Bersama sama mematangkan persiapan persalinan dengan tetap mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi.

b.   Support dari tenaga kesehatan
Bidan berperan memberikan support dan dukungan moral bagi klien dalam menghadapi perubahan fisik dan adaptasi psikologis, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal. Bidan harus bekerja sama dan membangun hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan dan klien. Keterbukaan ini akan mempermudah bidan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi klien.
Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil yaitu mempelajari keadaan lingkungan ibu hamil. Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi  dan perlu penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan
Bidan juga berfungsi sebagai fasilitator bagi kliennya. Bidan dapat membagi pengalaman yang pernah dirasakan bidan itu sendiri atau menceritakan pengalaman orang lain sehingga klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka sendiri untuk menyelesaikan dan menghadapi permasalahannya. Bidan memperkuat pengaruh yang positif misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.
Bidan juga berperan sebagai pendidik, bidan yang memutuskan apa yang harus diberitahukan kepada klien dalam menghadapi kehamilannya dan agar selalu waspada terhadap setiap perubahan yang terjadi, perilakunya dan bagaimana menghadapi permasalahan yang timbul akibat kehamilannya.
Dalam memberikan informasi dan pendidikan kesehatan, bidan mengurangi pengaruh yang negatif misalnya kecemasan dan ketakutan yang sering ditimbulkan oleh cerita cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan. Bidan mengajarkan dan menganjurkan latihan fisik seperi senam hamil untuk memperkuat otot otot dasar panggul.
Pada trimester pertama, tenaga kesehatan dapat memberi dukungan dengan menjelaskan dan meyakinkan pada ibu bahwa apa yang terjadi padanya adalah sesuatu yang sangat normal, sebagian besar wanita merasakan hal yang serupa pada trimester pertama. Membantu ibu untuk memahami setiap perubahan yang terjadi padanya baik fisik maupun psikologis . Yakinkan bahwa kebanyakan ibu akan merasa lebih baik dan berbahagia pada trimester kedua.
Pada trimester ke dua, ibu sudah mulai merasa lebih sehat dan menginginkan kehamilannya sehingga petugas kesehatan dapat memberikan dukungan dengan mengajarkan kepada ibu tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda tanda bahaya, rencana kelahiran dan kegawatdaruratan, karena saat ini merupakan waktu dan kesempatan yang paling tepat.
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kewaspadaan ibu terhadap timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan meningkat .Pada trimester ini, petugas kesehatan dapat memberikan dukungan dengan memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan ibu adalah normal, Membicarakan lagi dengan ibu bagaimana tanda tanda persalinan yang sebenarnya dan menenangkan ibu,

D.  IMPLEMENTASI HAK IBU DAN JANIN PADA MASA KEHAMILAN
1.      What
Hak ibu dan janin adalah segala sesuatu yang harus diberikan/didapatkan k ibu dan janin selama masa kehamilan untuk memastikan bahwa ibu dan janin melewati fase tersebut dengan baik dan nyaman.

2.      Where
Pemberian hak ibu dan janin dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Seperti misalnya di Commuter Line (KAI) diberi tempat khusus untuk ibu yang hamil, sehingga ibu hamil tidak perlu berdiri selama di kereta.

3.      When
Implementasi hak ibu dan janin dilakukan selama masa kehamilan, dari trimester pertama sampai trimester akhir.

4.      Why
Implementasi hak ibu dan janin dilakukan untuk memastikan bahwa ibu mendapatkan semua hal yang diperlukannya selama proses kehamilan dan dapat melalui proses kehamilan dengan keadaan yang baik, nyaman dan normal, sehingga apabila terjadi kelainan pada proses kehamilan dapat dilakukan tindakan pencegahan ataupun pengobatan yang cepat dan tepat.

5.      How
Wanita hamil termasuk dalam kategori kelompok khusus karena pada saat wanita mengalami kehamilan terjadi berbagai perubahan fisik maupun psikologis. Hak-hak yang dimiliki  wanita hamil  adalah sebagai berikut:
-          Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan kepadaanya dan pelaksanaan prosedur oleh petugas kesehatran yang merawatnya, terutama yang berkaitan dengan efek-efek yang mungkin secara langsung maupun tidak langsung, resiko bahaya yang mungkin terjadi pada diri atau bayinya selama masa kehamilan, melahirkan dan laktasi.
-          Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut persiapan kelahiran dan cara-cara mengatasi ketidaknyamanan dan stress serta informasi sedini mungkin tentang kehamilan.
-          Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi  tentang obat-obatan yang diberikan kepadannya serta pengaruhnya secara langsung maupun tidak langsung terhadap bayi yang dikandungnya.
-          Wanita hamil yang akan dioperasi sesar, sebaiknya diberi premedikasi sebelum operasi.
-          Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik, mental, maupun neurologis terhadap pertumbuhan bayinya.
-          Wanita berhak untuk mengetahui nama obat dan nama pabriknya, bila diperlukan, sehingga dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang profesional bila terjadi reaksi terhadap tekanan dari pihak lain.
-          Wanita hamil berhak untuk membuat keputusan tentang diterima atau ditolaknya suatu terapi yang dianjurkan setelah mengetahui kemungkinan risiko yang akan tejadi pada dirinya tanpa tekanan dari pihak lain.
-          Wanita hamil berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi orangyang memberikan obat atau melakukan prosedur selama melahirkan.
-          Wanita hamil berhak untuk memperoleh informasi tentang keuntungan suatu prosedur bagi bayi dan dirinya sesuai indikasi medis.
-          Wanita hamil berhak untuk didampingi oleh orang yang merawatnya selama dalam keadaan stress persalinan.Setelah melakukan konsultasi medis, wanita hamil berhak untuk memilih posisi melahirkan yang tidak menimbulkan stress bagi diri sendiri maupun bayinya.
-          Wanita hamil berhak untuk meminta agar perawatan bayinya dilakukan suatu kamar dengannya, bila bayinya normal dan dapat memberi minum  bayinya sesuai kebutuhan, dan bukan menurut aturan rumah sakit.
-          Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang orang yang menolong persalinanya serta kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan surat kelahiran.
-          Wanita hamil berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri sendiri dan bayinya yang dapat menimbulkan masalah atau penyakit dikemudian hari
-          Wanita hamil berhak atas dokumen langkap tentang diri dan bayinya, termasuk catatan perawat yang disimpan selama kurun watu tertentu.
-          Wanita hamil berhak menggunakan dokumen medis lengkap, termasuk catatan perawat dan bukti pembayaran selama dirawat di rumah sakit.
-          Wanita hamil berhak mendapatkan perawatan pada masa kehamilan yang dikenal dengan Antenatal Care (ANC). ANC merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil selama kehamilannya (Depkes, 1994). ANC selama kehamilan terdiri dari tiga kunjungan kali kunjungan baik di puskesmas maupun rumah sakit.
2. Menurut UU Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 hanya berlaku bagi istri yakni pada pasal 14: “Kesehatan istri meliputi masa prakehamilan, kehamilan, pascapersalinan dan masa di luar kehamilan dan persalinan. Artinya, belum mengatur semua khususnya pada kasus kehamilan di luar hubungan suami-istri (pemerkosaan, remaja hamil di luar nikah).
3. Pada Nomor 7 Tahun 1984 Pasal 12: Negara wajib menjamin pelayanan kehamilan, persalinan dan pascapersalinan.
4. UU Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 1997 (UUK). UU ini tidak mengatur Secara tegas mengenai hak-hak reproduksi buruh perempuan seperti cuti haid, melahirkan dan menyusui yang sebelumnya diatur dalam UU No.12 Tahun 1948 tentang UU Kerja. Dalam UU Tenaga Kerja Pasal 13 (Ayat 1,2,3):
a. Ayat 1 : Buruh wanita tidak diperbolehkan bekerja pada hari pertama haid,
b. Ayat 2: Buruh wanita harus diberi istirahat selama satu setengah bulan sebelum saatnya melahirkan menurut perhitungan dan setelah melahirkan anak atau mengalami keguguran

E.  DETEKSI DINI KOMPLIKASI KEHAMILAN TRIMESTER III
1.      What
Deteksi dini komplikasi kehamilan adalah pendeteksian awal akan kemungkinan komplikasi yang dialami ibu dan janin dilihat dari tanda gejala yang ada pada awal kehamilan
2.      Where
Deteksi dini dilakukan selama kehamilan di klinik maupun rumah tempat dilakukan ANC

3.      When
Deteksi dini dilakukan pada trimester satu sampai tiga kehamilan.

4.      Why
Deteksi dilakukan untuk mencegah komplikasi pada kehamilan dan persalinan.

5.      How
Deteksi dini kompliasi dilakukan dengan cara berikut,
-          Kehamilan dengan hipertensi
-          Hipertensi esensial
1)   Pengertian
Hipertensi esensial adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana biasanya tidak ada penyebab yang nyata.Wanita hamil dikatakan menderita hipertensi esensial jika tekanan darah pada awal kehamilannya mencapai 140/90 mmHg.
2)   Patofisiologis
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Rennin merangsang pembentukan angiotensin yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).

3)   Tanda danGejala
a)      Kelainanjantung disebabkan karena kerja Jantung untuk memompa darah lebih cepat.
b)      Arteriosklerosis disebabkan penimbunan kalsium secara bertahap pada dinding arteri sehingga menghalangi aliran darah ke sel-sel tubuh.
c)      Perdarahanotak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.
d)     Penyakitginjalakan timbul setelah dalam waktu yang lama dan penyakit terus berlanjut karena hormon adrenalin mengatur tekanan darah.

4)   Penatalaksanaan
Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat pengawasan yang ketat dan harus dikonsultasikan pada dokter untuk proses persalinannya. Selama tekanan darah ibu tidak meningkat sampai 150/90 mmHg berarti pertanda baik.Dia dapat hamil dan bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dan menghindari peningkatan badan terlalu banyak.
Apabila tekanan darah ibu hamil sangat tinggi mencapai 160/100 berarti pertanda kurang baik, harus dirawat dokter di rumah sakit.Obat-obat antihipertensi dan sedative boleh diberikan untuk mengontrol tekanan darah.

-  Hipertensi karena kehamilan
Hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang :
1)      Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya
2)      Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak seperti apda kehamilan kembar atau mola hidatidosa
3)      Mempunyai riwayat penyakit vaskular
4)      Mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi dalam kehamilan
Kemungkinan bahwa mekanisme imunologis disamping endokrin dan genetik turut terlibat dalam proses terjadinya pre eklamsia dan masih menjadi masalah yang mengundang perhatian. Resiko hipertensi karena kehamilan dipertinggi pada keadaan dimana pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat yang bersifat antigen pada plasenta terganggu.

-          Pre eklamsia
b.    Pengertian
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini biasanya timbul pada triwulan ke tiga kehalian tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa.
Untuk menegakkan diagnosa pre eklamsia kenaikan kenaiakn tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih.Kenaikan tekanan diagnostik lebih dapat dipercayai apabila tekanan diastolik meningkat 15 mmHg atau lebih atau mencapai 90 mmHg atau lebih.
c.    Patofisiologis
Pre eklamsia terjadi pada spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi garam dan air.Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga nyata dilalui oleh sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan dicukupi.
d.      Etiologi
Penyebab pre eklamsia secara pasti belum diketahui, namun pre eklamsia sering terjadi pada:
1)      Primigravida
2)      Tuanya kehamilan
3)      Kehamilan ganda
e.       Tanda dan gejala
1)      Berat badan yang berlebihan dan oedema: Kenaikan berat badan dan oedma yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intestinal (peningkatan tekanan kapiler)
2)      Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan munth. Hal ini akibat dari tekanan darah intrakranial.
3)      Penglihatan kabur : akibat kerusakan retina karena hipertensi.
4)      Hipertensi dan akhirnya proteinurea : Proteinurea disebabkan oleh spasme arteriola yang dapat mengakibatkan perubahan pada glomerulus.
f.       Klasifikasi Pre eklamsia
1)   Pre eklamsia ringan
Pre eklamsia ringan ditandai dngan tekanan darah 140/90 mmHg, proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ atau 2+, oedema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik >1 kg/mg
2)   Pre eklamsia berat
Pre eklamsia berat ditandai dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, proteinuria 5 gr/lt atau lebih, oliguria (jumlah urin < 500 ss per 2 jam), terdapat oedema paru dan sianosis, adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
g.      Penatalaksanaan
1)   Penanganan pre eklamsia ringan
a)      Rawat jalan
b)      Banayak istirahat (berbaring di tempat tidur)
c)      Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam
d)     Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat) tablet fenobarbital 3x30 mg per oral selama 2 hari.
e)      Roboransia
f)       Kunjungan ulang tiap 1 mg

2.    Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum ialah perdarahan pada trimester terakhir pada kehamilan. Perdarahan antepartum dibagi menjadi:
h.    Plasenta previa
1)        Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah fundus uteri.
2)   Etiologi
Penyebab plasenta previa antara lain:
a)      Multiparitas: meningkatnya ukuran rongga uterus pada persalinan yang berulang-ulang merupakan predisposisi terjadinya plasenta previa.
b)      Kehamilan multipel: tempat plasenta terbesar lebih sering melewati segmen bawah rahim.
c)      Umur: ibu yang lebih tua lebih beresiko daripada ibu yang lebih muda.
d)     Uterus sikatrik: SC pada persalinan sebelumnya meningkatkan resiko plasenta previa.
e)      Riwayat myomektomi
f)       Merokok: mekanisme yang tepat tidak begitu jelas tetapi terjadinya hipoksia karena merokok yang muenyebabkan pembesaran plasenta sehingga suplai oksigen berkurang.
g)      Kelainan plasenta: plasenta dengan dua bagian dan plasenta suksenturia mungkin dapat menyebabkan plasenta previa. Plasenta membranasea (plasenta diffusa) mungkin juga merupakan penyebab.
3)   Klasifikasi Plasenta Previa
a)      Plasenta previa totalis, jika os interna serviks seluruhnya tertutupi oleh plasenta
b)      Plasenta Previa lateralis, jika hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta
c)      Plasenta previa marginalis, jika tepi plasenta terletak di bagian os interna.
d)     Plasenta letak rendah, jika plasenta terletak pada segmen bawah uterus, tetapi tidak sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
4)   Tanda dan Gejala
Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, hal ini disebabkan karena perdarahan sebelumbulan ke tujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus, pergerakan antara plasenta dan dinding Rahim. Kepala anak sangat tinggi: karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim, kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul.Karena hal tersebut di atas juga karena ukuran panjang rahim berkurang, maka pada plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak.
5)   Penatalaksanaan
2)   Penatalaksanaan di rumah: Pasien dianjurkan harus istirahat di tempat tidur. Jika perdarahan pasien banyak dianjurkan untuk tidur miring menggunakan bantal di bawah pinggul kanannya untuk mencapai agar panggul miring dan menghindari supine hypotensive syndrome.
3)   Penatalaksanaan di RS: Di rumah sakit, ibu harus berbaring. Ketidaknormalan terjadinya plasenta previa mungkin dibutuhkan pengkateteran. Darah diperiksa pada hemoglobin dan dilakukan uji cleihauer jika resus negatif dan setidaknya 2 kantong darah harus tersedia.
i.      Solusio Plasenta
a.                                                                          Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir.Biasanya terjadi pada trimester III, walaupun dapat pula terjadi pada setiap kehamilan.
Sebagian perdarahan pada solusio plasenta biasanya merembes sendiri diantara selaput ketuban dan uterus, kemudian mengalir keluar lewat serviks dan terlihat dari luar sehingga terjadi perdarahan eksternal.
b.                                                                          Patofisiologi
Solusio plasenta dimulai dengan perdarahan dalam desidua basalis, terjadilah hematom dalam desisua yang mengangkat lapisan-lapisan di atasnya.Hematom ini makin lama makin besar sehingga bagian plasenta yang terlepas dan tak berfaal.Akhirnya hematom mencapai pinggir plasenta dan mengalir keluar antara selaput janin dan dinding Rahim.
c.                                                                          Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan solusio plasenta yaitu:
a)      Trauma
b)      Talipusat yang pendek
c)      Dekompresi uterus mendadak
d)     Anomally uterus atau tumor uterus
e)      Hipertensi kronis atau hipertensi yang ditimbulkan karena kehamilan.
f)       Tekanan pada vena cava inverior akibat uterus yang membesar dan devisiensi gizi
d.   Tanda dan Gejala
a)      Perdarahan disertai nyeri: akibat pelepasan premature plasenta atau pemisahan plasenta dengan desidua
b)      Anemia dan syok, beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
c)      Rahim keras seperti papan dan nyeri di pegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus enbois) sehingga sulit untuk melakukan palpasi
d)     Fundus uteri makin lama makin naik disebabkan karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta
e)      Bunyi jantung biasanya tidak ada (janin meninggal)
f)       Pada toucher teraba ketubaan yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah).
g)      Sering ada protein urine karena disertai pre eklamsia:  insidensi solusio plasenta meningkat 4x lipat pada penderita pre eklampsia berat.
e.    Penatalaksanaan
a)      Tindakan gawat darurat: pemasangan infus dan mempersiapkan transfusi
b)      Persalinan pervaginam: persalinan pervaginam dapat dilakukan jika derajat separasitidak terlampaui luas atau kondisi ibu dan anak baik atau persalinan akan segera berakhir
c)      Seksio sesarea: indikasi seksio sesarea dapat dilihat dari sisi ibu atau anak. Tindakan seksio sesarea dapat dipilih bila persalinan diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu singkat (dengan dilatasi 3-4cm kejadian solusio plasenta pada nulipara)

3.    Insertio Velamentosa
Pembuluh-pembuluh umbilikus, diselaput ketuban, berpisah jauh dari tepi plsenta, dan mencapai keliling tepi plasenta dengan hanya dilapisi oleh satu lipatan amnion.
a.    Etiologi
Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda atau gemeli
b.    Patofisiologi
Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin.Kalau pembuluh darah tersebut berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa.Hal ini dapat berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada permulaan persalinan pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi perdarahan inpartum dan jika perdarahan banyak kehamilan harus segera di akhiri.
c.    Komplikasi
1)      Pembuluh darahnya tidak terlindungi oleh jelly warthon
2)      Jika pembuluh darah insersio velamentosa melewati kanalis servikalis disebut saraf previa
3)      Bayi lahir dengan kemungkinan asfiksia
4)      Bahayanya jika ketuban pecah disertai ikut sertanya pembuluh darah yang robek akan menimbulkan treas insersio velamentosa.
4.    Plasenta Sirkumvalata
Plasenta sirkumvalata adalah plasenta yang pada permukaan fetalis terdapat cincin putih.Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan disebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh kesamping dibawah desidua.Menurut beberapa ahli plasenta sirkuvalata sering menyebabkan abortus dan solusio plasenta.Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke pinggir plasenta disebut plasenta marginata.Keduanya disebut sebagai plasenta extra coriel.Pada plasenta marginata mungkin terjadi adeksi dari selaput sehingga plasenta lahir telanjang dan tertinggalnya selaput dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi.Diagnosis plasenta sirkumvalata baru dapat ditegakkan setelah plasenta lahir tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermitten atau hidrorea.
a.    Etiologi
Diduga bahwa corion frondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan, villi menyerbu kedalam deisua di luar permukaan  frondosum.
b.    Patofisiologi
Diduga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam desidua di luar permukaan frondosuin, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi.Insidensinya lebih kurang 2 - 18%.Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke pinggir plasenta, disebut plasenta marginata.Kedua-duanya disebut sebagai plasenta ekstrakorial. Pada plasenta marginata mungkin terjadi adeksi dari selaput sehingga plasenta lahir telanjang
c.    Komplikasi
Beberapa ahli mengatakan bahwa plasenta sirkumvalata sering menyebabkan perdarahan ,abortus, dan solutio plasenta.
d.   Penatalaksanaan
1)      Jika pada kehamilan terjadi perdarahan intermitten dan belum terjadi abortus ibu disarankan untuk beristirahat total untuk mencegah terjadinya abortus.
2)      Jika sudah terjadi abortus lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang berwenang dalam hal ini dokter obsgin untuk mencegah perdarahan yang dapat mengancam jiwa ibu.
3)      Jika mengakibatkan solutio plasenta lakukan penanganan seperti pasien solutio plasenta, jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) lakukan persalinan segera.

















DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Graha Ilmu; Yogyakarta.


Bryar.Rosamund. 2008. Teori Praktik Kebidanan. Jakarta; EGC


Henderson, Christine, Kathleen Jones. 2005. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta; EGC.


https://izzatijannah.wordpress.com diakses tanggal 6 April 2015 pukul 15.40 WIB

Kusmiyati, Yuni. Dan Heni puji Wahyuningsih. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta;  Fitramaya.


Rukiah, Ai yeyen.Dkk. 2009.Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: TIM.


Salmah.dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta; EGC