Jumat, 08 Mei 2015

MANAJEMEN PARTISIPATIF PENGERTIAN, TUJUAN DAN KAITAN MANAJEMEN PARTISIPATIF DENGAN KEBIDANAN



MAKALAH

MANAJEMEN PARTISIPATIF
PENGERTIAN, TUJUAN DAN KAITAN MANAJEMEN PARTISIPATIF DENGAN KEBIDANAN



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..……    ii
DAFTAR ISI………………….………………………………………………………...    iii
BAB I             :  PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang  ……………………………………………….........   1
1.2   Tujuan……………………………………………………………….  1
1.3   Manfaat …………….………………………………………………  2
BAB II           :  PEMBAHASAN
2.1 Pengertin manajemen ………………………………………………. 3
2.2 pengertian partisipatif……………………………………………….  3
2.3 pengertian manajemen partisipatif…………………………………  4
3.4 Tujuan manajemn partisipatif……………………………………… 5
3.5 kaitan manajemen partisipatif dengan kebidanan………………… 6
BAB III          :  PENUTUP
                        3.1  Kesimpulan………………………………………………………….   7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………......              8













BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Manajemen pelayanan kebidanan adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Dalam menciptakan kesejahteraan dan kepuasan, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan atau asuhan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan, bukan hanya pendekatan terhadap pasiennya saja tetapi  pendekatan asuhan kebidanan dilakukan pada keluarga, kelompok, yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, dengan menggunakan sumber daya yang ada akan mendukung dalam asuhan kebidanan. Partisipatif dalam melakukan asuhan kebidanan tidak hanya meliputi pasien atau individu, keluarga dan kelompok masyarakat tetapi ke tenaga kesehatan lain ketika asuhan itu sudah di luar wewenang kita sebagai bidan.
Menurut WHO (2002) dalam Heritage partisipasi masyarakat adalah proses dimana masyarakat dimungkinkan menjadi aktif dan terlibat dalam mendefinisikan isu-isu dimasyarakat, pengambilan keputusan tentang faktor yang berdampak pada kehidupan, menyusun dan mengimplementasikan kebijakan, merencanakan, mengembangkan dan memberikan pelayanan dan mengambil tindakan untuk mencapai perubahan. Sistem manajemen partisipatif sebagai salah satu jembatan untuk mengurai kelambanan dalam membagi tugas.
Oleh karena itu manajemen partisipatif sangat penting dalam rangkaian pelayanan kebidanan yang akan membantu menciptakan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan.
2.    Tujuan
2.1  Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem manajemen partisipatif, khususnya dalam aspek kebidanan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dan mengurai kelambanan dalam melakukan asuhan atau tindakan dalam kebidanan.
2.2    Tujuan Khusus
1.      Mengetahui pengertian dari manajemen partisipatif.
2.      Mengetahui tujuan dari manajemen partisipatif.
3.      Mengetahui kaitan menejemen partisipatif ditinjau dari aspek kebidanan.

3.    Manfaat
Manfaat makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca dan penulis tentang sistem manajemen partisipatif khususnya ditinjau dari aspek kebidanan.


























BAB II
PEMBAHASAN

1.    Manajemen Partisipatif
a.      Pengertian Manajemen
            Sebelum kita lebih dalam membahas pengertian manajemen partisipatif, kita harus terlebih dulu mengetahui dari manajemen itu sendiri. Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.  Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
            Prof. Oie Liang Lee menyatakan bahwa “Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Richard L.Daft (2002:8) Mendefinisikan sebagai berikut:“Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.”.
Menurut James A.F. Stoner (2006:Organisasi.org) “Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”.

b.      Pengertian Partisipasi
            Partisipasi merupakan terlibatnya seseorang orang secara mental dan emosional di dalam satu kelompok yang merangsang mereka untuk berkontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab untuk apa yang dihasilkan (Manuaba, 1994). Pertama adalah keberadaan manusia itu sendiri. Dalam literatur jawa disebutkan “diuwongke”. Artinya betapapun rendahnya jabatan seseorang, mereka harus kita manusiakan. Dihormati pendapatnya, Diakui jabatannya, Dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kedua adalah Mental dan Emosiaonal, memiliki arti bahwa kerja tidak hanya otot belaka. Teknik dan strategi haruslah menjadi bahasan utama. Saat ini jaringan menjadi sangat penting. Apabila ada satu orang memiliki tiga jaringan, maka kalau dalam sebuah kelompok kerja ada lima orang, maka ada lima belas jaringan. Apabila jaringan ini dioptimalkan, maka efektif dan efisien akan didapat. Ketiga adalah kelompok. Secara naluriah, hidup manusia harus berkelompok. Seseorang hanya memiliki keahlian terbatas, perlu bantuan orang lain. Apabila dari masing-masing orang memiliki keahlian yang berbeda, maka akan terjadi kekuatan yang sinergis. Hasil yang diperolehpun merupakan kerja bareng. Monumen yang dihasilkanpun juga milik bersama. Tak ada lagi milik perseorangan.
            Menurut Bedjo (1996), yang dimaksudkan dengan partisipasi adalah: “Perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau seseorang. Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan dari luar lingkungannya. Pengertian lain tentang partisipasi juga dikemukakan oleh Slameto (1995) yang mengatakan bahwa partisipasi adalah: “Pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu obyek, dan juga meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang sedang dilakukan”. Secara umum, partisipasi diartikan sebagai kertelibatan suatu komponen dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan.

c.       Pengertian Manajemen Partisipatif
            Manajemen partisipatif didefinisikan sebagai proses pengembangan pola pikir dan pola sikap, pengkayaan pengalaman dan pengetahuan serta proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat asosiasi masyarakat dan mekanisme baru. Proses ini memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan (sharing ideas), jalin kepentingan (knitting interest), dan memadukan karya (synergy of action) diantara stakeholder, terutama memberikan kesempatan pada masyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan program (Mitlin & Thompson, 1999; Checkoway, 1995; Niern, Chaipan & Thallister, 1994).
            Manajemen partisipatif pendekatan penting dalam reorientasi program, yakni melakukan pergeseran terhadap penekanan aktifitas menjadipenekan hasil. Orientasi terhadap aktifitas akan membuat sistem yang dilakukan hanya bersifat semu. Sedangkan orientasi terhadap hasil akan memberikan motivasi untuk beraktifitas mencapai solusi yang sistematis, sehingga akan tercipta kerjasama erat dengan masyarakat dan muncul partisipatif dalam penyelesaian masalah (Korten, 1983).
            Dari pengertian umum tentang manajemen dan partisipasi, dapat ditarik kesimpulan bahawa manajemen partisipatif adalah pendekakan dalam menjalankan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melaui komunikasi intraktif sehingga terbangun pengertian dan kepercayaan antara pimpinan dan bawahan. Kata-kata kuncinya adalah membangun komunikasi untuk menciptakan rasa saling percaya antara pimpinan / manajer dengan bawahan.
Manajemen partisipatif merupakan hal yang efektif dalam memperbaiki kinerja, produktifitas, dan kepuasan kerja. Manajemen partisipatif juga merupakan kepentingan etis. Dengan kata lain, merupakan hal yang alami bagi orang untuk ingin berpartisipasi dalam hal yang mempengaruhi mereka dan tidak membiarkan mereka melakukan hal tersebut merupakan hal yang salah secara etika.

2.      Tujuan Manajemen Partisipatif
Manajemen partisipatif umumnya cenderung untuk:
1.      Meningkatkan derajat perasaan anggota atau kesatuan yang memiliki partisipan dalam organisasi
2.      Mendorong partisipan berfikir dalam kerangka organisasi secara menyeluruh tidak terbatas pada lingkup bagiannya yang sempit
3.      Menurunkan tingkat konflik, permusuhan dan persaingan diantara pastisipan
4.      Meningkatkan pengertian antar individu, terutama sifat-sifat toleransi dan kesadaran
5.      Meningkatkan pengungkapan kebebasan individu mengenai kepribadiannya yang menyebabkan bawahannya merasa terikat oleh organisasi, karena kepribadiannya membutuhkan pengalaman kerja yang menyenangkan
6.      Mengembangkan iklim kerja yang kreatif dan yang menguntungkan organisasi

Syarat-syarat partisipasi antara lain:
1.      Diperlukan banyak waktu sebelum pelaksanaan, partisipasi tidak bakal terjadi dalam keadaaan mendadak
2.      Biaya partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi dan lainnya
3.      Subyek partisipasi harus relevan dengan organisasi partisipasi sesuatu yang akan menarik perhatian partisipan
4.      Partisipasi harus mempunyai kemampuan, kecerdasan dan pengetahuan untuk partisipasi aktif
5.       Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk dapat saling tukar infomasi atau gagasan
6.      Tidak seorangpun dalam organisasi yang terancam oleh bentuk peran serta tersebut
7.      Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan pada sebuah organisasi hanya dapat menempati lingkungan kebebasan kerja kelompok


3.      Kaitan Manejemen Partisipatif  Ditinjau Dari Aspek Kebidanan
Untuk lebih jelasnya kaitan kebidanan dan manajemen partisipatif berikut ada penjelasan kasus dari video yang kami tampilkan :
-         Kasus pertama tentang “baby blues”  video ini menjelaskan  tanda dan gejala awal baby blues yang harus dimengerti oleh keluarga dan tenaga kesehatan. Sehingga apabila terjadi baby blues pada seorang ibu, keluarga sebagai support system yang pertama bisa mengenal tanda gejala sehingga bisa melaporkan kejadian  tersebut kepada bidan sebagai penolong pertama yang dekat dengan masyarakat dan menangani masalah kehamilan, kelahiran dan nifas. Karena telah dilakukan pencegahan pada tahap keluarga yang dilanjutkan ke penanganan oleh bidan, maka diharapkan kasus baby blues dapat diturunkan. Prevalensi baby blues pada ibu nifas tejadi sebanyak 10%.
-         Kasus kedua adalah Video yang  menjelaskan tentang seorang bidan di daerah Bali, Bidan Robin Lim yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat di Bali. Bidan Robin Lim dikenal dengan teknik persalinan water dan lotus birth. Selain itu, bidan Robin Lim melakukan pelayanan yang holistik kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mendapatkan  pelayanan kesehatan yang terjangkau dan menyeluruh. Pelayanan ini dilakukan untuk menurunkan prevalensi AKI dan AKB.







BAB III
KESIMPULAN

            Manajemen partisipatif didefinisikan sebagai proses pengembangan pola pikir dan pola sikap, pengkayaan pengalaman dan pengetahuan serta proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat asosiasi masyarakat dan mekanisme baru. Proses ini memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan (sharing ideas), jalin kepentingan (knitting interest), dan memadukan karya (synergy of action) diantara stakeholder, terutama memberikan kesempatan pada masyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan program (Mitlin & Thompson, 1999; Checkoway, 1995; Niern, Chaipan & Thallister, 1994).
Tujuan manajemen partisipatif : Meningkatkan derajat perasaan anggota , Mendorong partisipan berfikir dalam kerangka organisasi secara menyeluruh , Menurunkan tingkat konflik, Meningkatkan toleransi dan kesadaran, Meningkatkan pengungkapan kebebasan individu mengenai kepribadiannya yang menyebabkan bawahannya merasa terikat oleh organisasi dan Mengembangkan iklim kerja yang kreatif dan yang menguntungkan organisasi
            Kaitan Manejemen Partisipatif  Ditinjau Dari Aspek Kebidanan : Untuk lebih jelasnya kaitan kebidanan dan manajemen partisipatif berdasarkan kasus “baby blus” dan partisipasi seorang bidan di bali “bidan robbin lim”.
















DAFTAR PUSTAKA

jurnal manajemn partisipatif dalam pengelolaan lingkungan, diakses 22maret2015,pukul17.13



2 komentar:

  1. wah makalahnya mbak maya ini merupakan makalah yang bisa dijadikan salah satu refrensi untuk makalah mengenai kebidanan..
    makasih mbak maya ..!
    by kampus akademi kebidanan terbaik di malang
    kampus akademi kebidanan terbaik swasta se indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2, alhamdllah kalau bisa jadi referensi, saling berbagi untuk kita para bidan :)

      Hapus