MAKALAH
MANAJEMEN PARTISIPATIF
PENGERTIAN, TUJUAN DAN KAITAN MANAJEMEN PARTISIPATIF DENGAN KEBIDANAN
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………..…… ii
DAFTAR
ISI………………….………………………………………………………... iii
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
………………………………………………......... 1
1.2
Tujuan………………………………………………………………. 1
1.3
Manfaat
…………….……………………………………………… 2
BAB
II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertin
manajemen ………………………………………………. 3
2.2 pengertian
partisipatif……………………………………………….
3
2.3 pengertian
manajemen partisipatif………………………………… 4
3.4 Tujuan manajemn
partisipatif……………………………………… 5
3.5 kaitan
manajemen partisipatif dengan kebidanan………………… 6
BAB III :
PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………….
7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Manajemen pelayanan kebidanan adalah proses
pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan
kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,
kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Dalam menciptakan kesejahteraan dan kepuasan, bidan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode
yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah
pemecahan masalah serta melakukan tindakan atau asuhan untuk menyelematkan
pasiennya dari gangguan kesehatan,
bukan hanya pendekatan terhadap pasiennya saja tetapi pendekatan asuhan
kebidanan dilakukan pada
keluarga, kelompok, yang
melibatkan partisipasi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, dengan menggunakan sumber daya yang ada
akan mendukung dalam asuhan kebidanan. Partisipatif dalam melakukan asuhan kebidanan tidak
hanya meliputi pasien atau individu, keluarga dan kelompok masyarakat tetapi ke
tenaga kesehatan lain ketika asuhan itu sudah di luar wewenang kita sebagai
bidan.
Menurut WHO (2002) dalam Heritage partisipasi masyarakat adalah proses
dimana masyarakat dimungkinkan menjadi aktif dan terlibat dalam mendefinisikan
isu-isu dimasyarakat, pengambilan keputusan tentang faktor yang berdampak pada
kehidupan, menyusun dan mengimplementasikan kebijakan, merencanakan,
mengembangkan dan memberikan pelayanan dan mengambil tindakan untuk mencapai
perubahan. Sistem manajemen partisipatif sebagai
salah satu jembatan untuk mengurai kelambanan dalam membagi tugas.
Oleh karena itu manajemen partisipatif sangat penting
dalam rangkaian pelayanan kebidanan yang akan membantu menciptakan kesejahteraan
masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem
manajemen partisipatif, khususnya dalam aspek kebidanan untuk menciptakan
kesejahteraan masyarakat dan mengurai kelambanan dalam melakukan asuhan atau
tindakan dalam kebidanan.
2.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari manajemen partisipatif.
2. Mengetahui tujuan dari manajemen partisipatif.
3. Mengetahui kaitan menejemen partisipatif ditinjau dari
aspek kebidanan.
3. Manfaat
Manfaat makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada
pembaca dan penulis tentang sistem manajemen partisipatif khususnya ditinjau
dari aspek kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Manajemen Partisipatif
a.
Pengertian Manajemen
Sebelum kita lebih dalam membahas pengertian manajemen
partisipatif, kita harus terlebih dulu mengetahui dari manajemen itu sendiri.
Manajemen adalah
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Prof. Oie Liang Lee menyatakan bahwa
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga
manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Richard L.Daft (2002:8) Mendefinisikan sebagai berikut:“Manajemen adalah
pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien
melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya
organisasi.”.
Menurut James A.F. Stoner
(2006:Organisasi.org) “Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi
serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”.
b.
Pengertian Partisipasi
Partisipasi
merupakan terlibatnya seseorang orang secara mental dan emosional di dalam satu
kelompok yang merangsang mereka untuk berkontribusi kepada tujuan kelompok dan
berbagi tanggung jawab untuk apa yang dihasilkan (Manuaba, 1994). Pertama adalah keberadaan manusia itu
sendiri. Dalam literatur jawa disebutkan “diuwongke”. Artinya betapapun
rendahnya jabatan seseorang, mereka harus kita manusiakan. Dihormati
pendapatnya, Diakui jabatannya, Dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kedua adalah Mental dan Emosiaonal, memiliki arti bahwa kerja tidak hanya otot
belaka. Teknik dan strategi haruslah menjadi bahasan utama. Saat ini jaringan
menjadi sangat penting. Apabila ada satu orang memiliki tiga jaringan, maka
kalau dalam sebuah kelompok kerja ada lima orang, maka ada lima belas jaringan.
Apabila jaringan ini dioptimalkan, maka efektif dan efisien akan didapat. Ketiga adalah kelompok.
Secara naluriah, hidup manusia harus berkelompok. Seseorang hanya memiliki
keahlian terbatas, perlu bantuan orang lain. Apabila
dari masing-masing orang memiliki keahlian yang berbeda, maka akan terjadi
kekuatan yang sinergis. Hasil yang diperolehpun merupakan kerja bareng. Monumen
yang dihasilkanpun juga milik bersama. Tak ada lagi milik perseorangan.
Menurut Bedjo (1996), yang dimaksudkan dengan
partisipasi adalah: “Perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau
seseorang. Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam
hubungannya dengan pemilihan rangsangan dari luar lingkungannya. Pengertian
lain tentang partisipasi juga dikemukakan oleh Slameto (1995) yang mengatakan
bahwa partisipasi adalah: “Pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu
obyek, dan juga meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang sedang dilakukan”. Secara umum, partisipasi diartikan sebagai
kertelibatan suatu komponen dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan.
c. Pengertian
Manajemen Partisipatif
Manajemen partisipatif didefinisikan sebagai proses pengembangan pola pikir
dan pola sikap, pengkayaan pengalaman dan pengetahuan serta proses pembelajaran
yang bertujuan untuk memperkuat asosiasi masyarakat dan mekanisme baru. Proses
ini memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan (sharing ideas), jalin
kepentingan (knitting interest), dan memadukan karya (synergy of action)
diantara stakeholder, terutama memberikan kesempatan pada masyarakat untuk
terlibat dalam pelaksanaan program (Mitlin & Thompson, 1999; Checkoway,
1995; Niern, Chaipan & Thallister, 1994).
Manajemen partisipatif
pendekatan penting dalam reorientasi program, yakni melakukan pergeseran
terhadap penekanan aktifitas menjadipenekan hasil. Orientasi terhadap aktifitas
akan membuat sistem yang dilakukan hanya bersifat semu. Sedangkan orientasi terhadap
hasil akan memberikan motivasi untuk beraktifitas mencapai solusi yang
sistematis, sehingga akan tercipta kerjasama erat dengan masyarakat dan muncul
partisipatif dalam penyelesaian masalah (Korten, 1983).
Dari pengertian umum tentang manajemen dan partisipasi,
dapat ditarik kesimpulan bahawa manajemen partisipatif adalah pendekakan dalam
menjalankan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melaui komunikasi
intraktif sehingga terbangun pengertian dan kepercayaan antara pimpinan dan
bawahan. Kata-kata kuncinya adalah membangun komunikasi untuk menciptakan rasa
saling percaya antara pimpinan / manajer dengan bawahan.
Manajemen partisipatif merupakan hal yang efektif dalam
memperbaiki kinerja, produktifitas, dan kepuasan kerja. Manajemen partisipatif
juga merupakan kepentingan etis. Dengan kata lain, merupakan hal yang alami
bagi orang untuk ingin berpartisipasi dalam hal yang mempengaruhi mereka dan
tidak membiarkan mereka melakukan hal tersebut merupakan hal yang salah secara
etika.
2.
Tujuan Manajemen Partisipatif
Manajemen
partisipatif umumnya cenderung untuk:
1. Meningkatkan
derajat perasaan anggota atau kesatuan yang memiliki partisipan dalam
organisasi
2. Mendorong
partisipan berfikir dalam kerangka organisasi secara menyeluruh tidak terbatas
pada lingkup bagiannya yang sempit
3. Menurunkan
tingkat konflik, permusuhan dan persaingan diantara pastisipan
4. Meningkatkan
pengertian antar individu, terutama sifat-sifat toleransi dan kesadaran
5. Meningkatkan
pengungkapan kebebasan individu mengenai kepribadiannya yang menyebabkan
bawahannya merasa terikat oleh organisasi, karena kepribadiannya membutuhkan
pengalaman kerja yang menyenangkan
6. Mengembangkan
iklim kerja yang kreatif dan yang menguntungkan organisasi
Syarat-syarat partisipasi antara lain:
1. Diperlukan
banyak waktu sebelum pelaksanaan, partisipasi tidak bakal terjadi dalam
keadaaan mendadak
2. Biaya
partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi dan lainnya
3. Subyek
partisipasi harus relevan dengan organisasi partisipasi sesuatu yang akan
menarik perhatian partisipan
4. Partisipasi
harus mempunyai kemampuan, kecerdasan dan pengetahuan untuk partisipasi aktif
5. Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk
dapat saling tukar infomasi atau gagasan
6. Tidak
seorangpun dalam organisasi yang terancam oleh bentuk peran serta tersebut
7. Partisipasi
untuk memutuskan arah tindakan pada sebuah organisasi hanya dapat menempati
lingkungan kebebasan kerja kelompok
3.
Kaitan Manejemen Partisipatif Ditinjau Dari
Aspek Kebidanan
Untuk lebih jelasnya kaitan kebidanan dan manajemen
partisipatif berikut ada penjelasan kasus dari video yang kami tampilkan :
-
Kasus
pertama tentang “baby blues” video ini menjelaskan tanda dan gejala awal baby blues yang harus
dimengerti oleh keluarga dan tenaga kesehatan. Sehingga apabila terjadi baby
blues pada seorang ibu, keluarga sebagai support system yang pertama bisa
mengenal tanda gejala sehingga bisa melaporkan kejadian tersebut kepada bidan sebagai penolong
pertama yang dekat dengan masyarakat dan menangani masalah kehamilan, kelahiran
dan nifas. Karena telah dilakukan pencegahan pada tahap keluarga yang
dilanjutkan ke penanganan oleh bidan, maka diharapkan kasus baby blues dapat
diturunkan. Prevalensi baby blues pada ibu nifas tejadi sebanyak 10%.
-
Kasus
kedua adalah Video yang menjelaskan
tentang seorang bidan di daerah Bali, Bidan Robin Lim yang melakukan pelayanan
terhadap masyarakat di Bali. Bidan Robin Lim dikenal dengan teknik persalinan
water dan lotus birth. Selain itu, bidan Robin Lim melakukan pelayanan yang
holistik kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
menyeluruh. Pelayanan ini dilakukan untuk menurunkan prevalensi AKI dan AKB.
BAB
III
KESIMPULAN
Manajemen partisipatif didefinisikan sebagai proses pengembangan
pola pikir dan pola sikap, pengkayaan pengalaman dan pengetahuan serta proses
pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat asosiasi masyarakat dan mekanisme
baru. Proses ini memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan (sharing ideas),
jalin kepentingan (knitting interest), dan memadukan karya (synergy of action)
diantara stakeholder, terutama memberikan kesempatan pada masyarakat untuk
terlibat dalam pelaksanaan program (Mitlin & Thompson, 1999; Checkoway,
1995; Niern, Chaipan & Thallister, 1994).
Tujuan manajemen partisipatif : Meningkatkan derajat
perasaan anggota , Mendorong partisipan berfikir dalam kerangka
organisasi secara menyeluruh , Menurunkan
tingkat konflik, Meningkatkan toleransi dan kesadaran, Meningkatkan
pengungkapan kebebasan individu mengenai kepribadiannya yang menyebabkan
bawahannya merasa terikat oleh organisasi dan Mengembangkan
iklim kerja yang kreatif dan yang menguntungkan organisasi
Kaitan
Manejemen
Partisipatif Ditinjau Dari
Aspek Kebidanan : Untuk lebih jelasnya kaitan kebidanan
dan manajemen partisipatif berdasarkan kasus “baby blus” dan partisipasi
seorang bidan di bali “bidan robbin lim”.
DAFTAR PUSTAKA
jurnal
manajemn partisipatif dalam pengelolaan lingkungan, diakses
22maret2015,pukul17.13
wah makalahnya mbak maya ini merupakan makalah yang bisa dijadikan salah satu refrensi untuk makalah mengenai kebidanan..
BalasHapusmakasih mbak maya ..!
by kampus akademi kebidanan terbaik di malang
kampus akademi kebidanan terbaik swasta se indonesia
sama2, alhamdllah kalau bisa jadi referensi, saling berbagi untuk kita para bidan :)
Hapus